Posted in Uncategorized

Kenakalan Remaja Pergaulan Bebas

Dewasa ini, kejadian pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja banyak berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi, dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan memilih tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa, dan dimana saja.

Bahkan tidak sedikit para remaja yang terjerumus pergaulan bebas lain misalnya narkoba, rokok, dan minum minuman keras. Dapat diperkirakan setiap harinya lebih dari 2 juta remaja di negara kita telah mempergunakan rokok maupun narkoba. Oleh karena itu, kami, memilih tema pergaulan bebas remaja untuk dikaji lebih lanjut sebagai informasi bagi kaum remaja.

Masalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat dengan harapan supaya remaja dapat mengatasi libidonya sehingga para remaja dapat terhindar dari akibat-akibat negatif dari pergaulan seperti pergaulan bebas. Dan menghimbau kepada para remaja untuk tidak salah langkah dalam mengambil keputusan oleh karena perubahan pola pikir yang terjadi pada dirinya.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Pergaulan Bebas

Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.

 

Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.

Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

 

 

2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai sepera motor tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa ijin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll.
Sedangkan menurut Sudarsono (1995:13) yang termasuk kenakalan siswa atau remaja meliputi:
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang tua dan saudara;
e) menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitu merokok;
f) menonton pornografi; dan
g) corat-coret tembok sekolah

 

 

2.3  Dampak Dari Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS, dan penyakit lainnya. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.

 

 

2.4 Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

1.      Memperbaiki Cara Pandang

Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.

2.   Menjaga Keseimbangan Pola Hidup

Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.

3.     Jujur Pada Diri Sendiri

Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.

4.      Memperbaiki Cara Berkomunikasi

Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.

        5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan

Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.

6.      Menanamkan Nilai Ketimuran

Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke pergaulan bebas.

7.     Banyak Beraktivitas Secara Positif

Cara ini menurut berbagai penelitian sangat efektif dijalankan. Pergaulan bebas, biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu bermain, bermalam minggu. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan. Misalnya dengan melibatkan anak muda dalam organisasi-organisasi sosial, menekuni hobinya dan mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti acara-acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif seperti pergaulan bebas tersebut.

8.      Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas

Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak tahu akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang mematikan. Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di kalangan muda. Harapannya, mereka juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal sehatnya. Jika informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus melakukan pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi mereka tetap nekad melakukan itu persoalan lain lagi. Sepertinya  perlu ada penanganan khusus, apalagi yang sudah terang-terangan bangga melakukan pergaulan bebas.

9.        Menegakkan Aturan Hukum

Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera. Yang demikian harus dirumuskan dan  dilaksanakan melalui hokum yang berlaku di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku pergaulannbebas yang lambat laun otomatis akan merusak bangsa ini.

 

10.    Munakahat

Munakahat atau menikah. Cara ini efektif sekali. Inilah yang ditawarkan oleh Islam sebagai salah satu solusi atas pergaulan bebas. Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas khususnya di kalangan remaja.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).

Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali.

Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.

 

 

3.2 Saran

1.  Bagi Orang Tua

Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan anaknya. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.

 

2.      Para Pendidik (Guru)

Memberi gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan tentang salah pergaulan yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu konsultasi dan penyuluhan tentang pergaulan yang baik dan benar sangat diperlukan, dan kegiatan ini dapat berjalan dengan bantuan seorang guru.

 

3.      Para Remaja

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.

 

4.      Bagi Masyarakat Umum

Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.

 

Posted in Ilmu Sosial Dasar

PERTENTANGAN (KONFLIK) BATIN PADA DIRI SENDIRI

1. Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu pertentangan , percekcokan dan perselisihan. konflik terjadi pada siapapun dan dimanapun seseorang berada. Konflik biasanya terjadi akibat adanya dua atau lebih keinginan, pendapat atau gagasan yang bertentangan sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Karena itu konflik dapat merupakan hambatan bila tidak segera dicari cara untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini konflik yang berhubungan dengan pribadi, keluarga dan warga sekolah.
2. Konflik Batin
Konflik batin artinya konflik pribadi yang disebabkan oleh adanya dua atau lebih keinginan atau gagasan yang saling bertentangan dan menguasai diri individu, sehingga mempengaruhi sikap, perilaku tindakan dan keputusannya. Konflik batin ini pada umumnya melanda setiap orang dalam hidupnya. Dalam kenyataannya tidak semua orang mampu mengatasi sendiri konflik batin yang terjadi pada dirinya, sehingga memerlukan bantuan orang lain yang lebih memahami. Konflik batin ini sering melanda para pelajar/mahasiswa pada umumnya, misalnya pelajar/mahasiswa yang murung, tidak bersemangat, malas dan sebagainya. Setelah diteliti ternyata ia sedang mengalami konflik batin yang cukup serius namun tidak mampu mengatasinya sendiri dan sayangnya tidak mau meminta bantuan orang lain yang ahli untuk membantu memecahkannya. Seperti yang terjadi pada diri saya, saya terkadang suka mengeluh dengan tugas menumpuk, tugas yang satu belum selesai datang lagi tugas baru. Begitulah yang saya rasakan jenuh, bosan, lelah. Namun, semua itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu dengan cara mendekatkan diri pada Allah. Konflik yang lain terjadi adalah terkadang orang tua suka terlalu memaksakan kehendak apa yang kita tidak inginkan, meskipun tujuan orang tua tersebut itu baik. Begitu juga dengan konflik yang satu ini, pacar atau teman dekat. Pacar bisa menjadi motivasi atau penyemangat kita dalam belajar dan meraih prestasi. Namun, terkadang semua itu bisa sebaliknya jika kita sedang ada masalah dengan pacar atau teman kita. Semua pikiran menjadi gundah gulana, stres, serba salah.
3. Latar belakang terjadinya konflik
Konflik batin tidak muncul dengan sendirinya, melainkan melalui suatu proses panjang dan berlarut-larut. Penyebabnya dapat bersumber dari diri sendiri, keluarga, teman, pacar, sekolah ataupun lingkungan masyarakatnya. Konflik yang terjadi karena faktor diri sendiri ( internal) biasanya disebabkan yang bersangkutan tidak mampu atau tidak terlatih dalam mengendalikan emosinya, akal sehatnya atau pikiran dan hati nuraninya terhadap persoalan hidupnya. Misalya tidak memahami kekurangan dirinya di bidang akademis, bakat dan kemampuaannya, sementara perasaan dan keinginannya tetap ingin masuk Teknik Sipil Undip, tetapi dalam kenyataannya ia diminta masuk Univeritas yang berada dekat di daerah tempat tinggal oleh ibunya maka tentu saja ia akan mengalami konflik.

4. Memahami situasi untuk menghindari konflik
Untuk menghindari terjadinya konflik pada diri sendiri ataupun dengan orang lain, tentunya kita harus bisa memahami situasi atau keadan kita, keluarga, sekolah, orang lain dan masyarakat lingkungannya.Dengan demikian kita akan dapat menyelesaikan keadaan / kemampuan diri kita dengan keadaan / kemampuan lingkungan. Memahami situasi diri berarti kita dituntut untuk memahami dan mengenal siapa diri kita, bagaimana kemampuan dan potensi diri kita, termasuk bakat, minat dan sifat , watak, daya pikir, prestasi diri, keadaan emosi / perasaan, cita-cita dan sebagainya yang berhubungan dengan diri kita.Dengan demikian kita dapat mengendalikan, mengarahkan dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan pada umumnya.
5. Cara Mengendalikan Konfl
Dapat kita sadari bahwa konflik adalah merupakan pertentangan batin yang negatif dan tidak sehat yang dapat menjadi faktor penghambat dalam kehidupan karir maupun kegiatan hidup lainnya. Karena itu konflik harus dihindari dan segera diatasi agar tidak menjadi penghambat dalam hidup kita.
6. Cara-cara mengendalikan konflik dapat ditempuh sebagai berikut :
a. Mengindentifikasi jenis-jenis konflik
Artinya berusaha mengenali jenis konflik apa yang sedang dialami, konflik pribadi, keluarga, dengan teman, dengan sekolah dan seterusnya.
b. Mencari sumber konflik
Untuk mengetahui penyebab terjadinya konflik mulailah dari diri sendiri, baru kepadayang lainnya. Jika sudah diketahui sumber konfliknya , coba anda merumuskan sesuai dengan sumber-sumber yang anda peroleh secara objektif.
c. Mengatasi konflik
Mengatasi konflik sebenarnya tidak terlalu sulit jika sudah mengetahui tehnik atau caranya. Cara yang sederhana dalam mengatasi konflik yaitu lakukan introspeksi diri kemudian gunakan kekuatan daya pikir sehat anda.Misalnya : Setelah anda ketahui jenis konflik yang sedang dialami adalah konflik pribadi yang disebabkan oleh kekecewaan karena nilai raport banyak yang belum tuntas, sehingga menjadikan rasa ketakutan tidak naik kelas, takut dimarahi orang tua, lalu anda tidak bergairah dan malas belajar dan sebagainya. Cara mengatasi dengan jalan mengendalikan emosi lalu diikuti dengan berpikir positif, mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan intensitas belajar baik di sekolah maupun di rumah.

Posted in Ilmu Sosial Dasar

KEADAAN MASYARAKAT PADA PELAPISAN SOSIAL DI LINGKUNGAN RT SETEMPAT

Kelas sosial di lingkungan RT saya RT 01/04 Bintara, Bekasi Barat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kelas Sosial Atas
2. Kelas Sosial Menengah
3. Kelas Sosial Bawah

Di RT saya, saya dan keluarga saya menempati kelas sosial menengah ini terlihat dari cara hidup yang sederhana dan tidak berfoya-foya. Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati oleh kelas sosial dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas sosial atas misalnya kedudukan sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial yang ada, mereka yang ada di dalamnya biasanya memiliki kebiasaan dan perilaku dan gaya hidup yang sama. Misalnya kelas sosial atas kebiasaan belanjanya ke Mall atau ke supermarket yang ada.

Kelas bawah tentunya akan belanja di warung-warung terdekat dengan pola makan seadanya bahkan sering kita jumpai mereka makan jauh dari kebutuhan gizi yang diperlukan. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah memberikan kesadaran mereka akan kelas sosial yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menghendaki untuk menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari kelas sosial yang mereka miliki atau digolongkan; oleh karena itu kesadaran kelas sosial ini akan membawa konsekuensi pola-pola perilaku yang berbeda antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain.
Pola-pola sosial dan gaya hidup masing-masing kelas sosial menjadikan kelas social yang mereka miliki sebagai sebuah sub-culture dalam suatu struktur social. Seolah-olah setiap anggota dari kelas sosial tertentu dilihat berbeda dengan anggota kelas sosial yang lain dan mereka seakan akan mempunyai hak dan kewajiban berbeda dalam kehidupan masyarakatnya. Namun, meskipun mereka berbeda tingkatan pada kelas sosialnya mereka tetap tolong-menolong jika ada warga yan sedang kesusahan atau mendapat musibah, tidak ada yang mencaci-maki satu sama lain sehingga terciptalah suatu kenyamanan, ketenangan, ketentraman dan kesejahteraan dalam hidup berbangsa dan bernegara.